30 April 2025 11:21
Serangkai.co.id -Ngidang- Ketika membicarakan kuliner Palembang, banyak orang langsung tertuju pada pempek. Padahal, kota ini menyimpan kekayaan kuliner tradisional lain yang tak kalah menarik terutama dalam bentuk aneka kue basah dan camilan khas daerah. Mulai dari engkak ketan, bolu kojo, hingga kue delapan jam, semua punya cerita dan cita rasa tersendiri. Salah satu yang mulai terlupakan namun layak diangkat kembali adalah Kumbu, kue kacang merah yang dahulu sering hadir dalam momen-momen spesial masyarakat Palembang
Kumbu dibuat dari kacang merah yang direbus hingga lunak, lalu dihaluskan dan dicampur dengan gula dan santan. Adonan ini kemudian dimasukkan ke dalam cetakan atau loyang saat dikukus ia akan memberikan aroma alami yang khas. Rasa manisnya lembut, teksturnya padat tapi empuk, dengan sensasi gurih dari santan yang menyeimbangkan rasa. Tak hanya enak, kumbu juga menyehatkan karena kacang merah kaya akan serat, protein nabati, serta zat besi dan vitamin B
Proses pembuatan kumbu sendiri murni dari bahan dasar saja tanpa bahan tambahan seperti pengawet. Kumbu sendiri dapat bertahan selama 2 hari di suhu ruangan dan 7 hari jika dimasukkan freezer. Bahkan kue ini cocok dijadikan camilan oleh-oleh
Dilansir dari IDN Times, proses pembuatan kumbu memerlukan waktu kurang lebih lima jam. Adonan kue berbahan dasar kacang merah ini harus benar diperhatikan. Jika terlalu lembek atau padat adonan tidak dapat membentuk ataupun jadi dengan sempurna. Oleh karena itu perlu dibutuhkan ketelatenan untuk membuat camilan legendaris ini
Dahulu, kumbu banyak dibuat oleh masyarakat Palembang saat bulan Ramadan, hajatan, atau sebagai bekal perjalanan. Namun seiring berjalannya waktu, kue ini mulai jarang ditemukan, tergeser oleh jajanan modern dan minimnya regenerasi pembuat kue tradisional.
Refleksi
Di balik kesederhanaannya, kumbu mengajarkan bahwa kuliner tradisional adalah bagian dari identitas budaya yang layak dilestarikan. Mengenalkan kembali kue-kue seperti ini ke generasi muda bukan hanya soal rasa, tapi tentang menjaga akar yang membuat sebuah kota punya karakter
News Update
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
Wara Wiri
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
Business
•
30 April 2025
Sport
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
Ngidang
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
Business
•
29 April 2025
News Update
•
29 April 2025
News Update
•
29 April 2025
Wara Wiri
•
29 April 2025
News Update
•
29 April 2025
News Update
•
29 April 2025
Ngidang
•
30 April 2025
Business
•
30 April 2025
Sport
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025
News Update
•
30 April 2025