Serangkai.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April 2025 mengumumkan penerapan tarif impor baru yang signifikan, termasuk tarif 34% untuk produk asal Tiongkok dan 20% untuk Uni Eropa. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong manufaktur domestik dan mengoreksi defisit perdagangan AS yang mencapai $1,2 triliun tahun lalu.

1. Detail Kebijakan Tarif Baru

- Tarif Global 10%: Mulai berlaku pada 5 April 2025 pukul 12:01 pagi EDT, semua impor ke AS dikenakan tarif dasar 10%. ​

- Tarif Spesifik Negara: Mulai 9 April 2025, tarif lebih tinggi diterapkan pada negara-negara dengan surplus perdagangan terbesar terhadap AS, seperti 34% untuk Tiongkok dan 20% untuk Uni Eropa. ​

2. Reaksi Ekonomi dan Politik

Kebijakan tarif ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak:​

- Pasar Keuangan : Pasar saham global mengalami penurunan tajam. Indeks S&P 500 turun lebih dari 3% dalam perdagangan setelah jam kerja, sementara Nikkei 225 Jepang turun sekitar 2%. ​

- Ekonom : Carl Weinberg dari High Frequency Economics memprediksi kontraksi ekonomi AS sebesar 4,5% pada kuartal kedua 2025 akibat tarif ini. Michael Feroli dari J.P. Morgan memperkirakan resesi akan dimulai pada Juni. ​

- Politisi : Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer, menyatakan bahwa tarif ini dapat memicu resesi nasional dan merupakan pajak besar bagi rakyat Amerika.

3. Tanggapan Internasional

Negara-negara mitra dagang utama AS mengecam langkah ini:​

- Uni Eropa: Mengutuk tarif tersebut dan mempertimbangkan tindakan balasan.​

- Kanada dan Meksiko: Meskipun awalnya dikecualikan, mereka menyatakan keprihatinan atas dampak potensial terhadap ekonomi mereka. 

4. Dampak terhadap Konsumen dan Bisnis AS

Para analis memperingatkan bahwa tarif ini akan meningkatkan harga barang impor, yang pada akhirnya membebani konsumen dan bisnis AS. Deutsche Bank menyatakan bahwa tarif ini merupakan peningkatan pajak terbesar bagi konsumen AS sejak Perang Vietnam. ​