China Punya Senjata Pamungkas Lawan Trump: AS Terancam 'Babak Belur' dalam Perang Dagang

16 April 2025 13:27

Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas. Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini memberlakukan tarif impor sebesar 104% untuk produk-produk asal China, yang memicu respons keras dari Beijing. China, sebagai pemimpin global dalam produksi logam tanah jarang (rare earth), memiliki 'senjata pamungkas' yang dapat menghantam ekonomi AS secara signifikan.

1. Dominasi China atas Logam Tanah Jarang

Uploaded Image

China menguasai sekitar 70% produksi global logam tanah jarang, yang merupakan komponen vital dalam berbagai teknologi canggih, termasuk smartphone, kendaraan listrik, dan sistem pertahanan militer. Ketergantungan AS pada impor logam ini membuatnya rentan terhadap kebijakan ekspor China.

2. Dampak Tarif Impor terhadap Ekonomi AS

Uploaded Image

Pemberlakuan tarif impor oleh Trump telah memicu perang dagang yang merugikan kedua belah pihak. China membalas dengan menaikkan tarif hingga 125% pada produk-produk AS, termasuk kedelai, yang merupakan ekspor utama AS ke China. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi petani AS dan menimbulkan tekanan ekonomi domestik.

3. Boikot terhadap Produk AS

Uploaded Image

Sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS, China telah menghentikan pembelian pesawat dan suku cadang dari Boeing, salah satu perusahaan manufaktur terbesar di AS. Langkah ini tidak hanya mempengaruhi pendapatan Boeing tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di pasar saham AS.

Kesimpulan

  • China memiliki kontrol signifikan atas logam tanah jarang, yang krusial bagi industri teknologi dan pertahanan AS.
  • Perang dagang yang dipicu oleh tarif impor AS telah menyebabkan kerugian ekonomi di kedua negara, terutama di sektor pertanian dan manufaktur.
  • Langkah-langkah balasan China, termasuk boikot produk AS, menunjukkan eskalasi ketegangan yang dapat berdampak luas pada ekonomi global.​

Refleksi

Perang dagang antara AS dan China bukan hanya tentang tarif dan perdagangan, tetapi juga tentang dominasi teknologi dan kekuatan ekonomi global. Ketergantungan AS pada sumber daya strategis dari China, seperti logam tanah jarang, menunjukkan perlunya diversifikasi rantai pasokan dan kebijakan perdagangan yang lebih berkelanjutan. Sementara itu, eskalasi konflik ini dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi yang lebih luas jika tidak dikelola dengan bijak.

BACA JUGA
LAGI TRENDING
Kenali 5 Gejala Awal Stroke Sebelum Terlambat!

Kanal Sehat

25 April 2025

#5