23 April 2025 11:24
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sasaran teror melalui media sosial. Ancaman tersebut mencakup pembunuhan, bom bunuh diri, hingga penculikan anak, yang disampaikan oleh akun bernama “Wowo dan Dedi Mulyadi sesat!” dalam kolom komentar siaran langsung YouTube resmi milik Dedi pada Senin malam, 21 April 2025.
Gambar : Kompas
Dalam komentar yang berlangsung selama lebih dari 30 menit, akun tersebut menuliskan berbagai ancaman, termasuk:
Rencana meledakkan rumah Dedi Mulyadi.
Mengirim seseorang untuk menculik anaknya.
Melakukan aksi bom bunuh diri dengan bom paku yang disebut lebih dahsyat dari tragedi bom Bali.
“Tunggu nanti dua bulan lagi saya akan melakukan aksi saya. Sekarang saya sedang merakit sebuah bom paku,” tulis akun tersebut.
Gambar : Kompas
Menanggapi ancaman tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa sebagai seorang pemimpin, ancaman semacam itu merupakan risiko yang harus dihadapi. Ia memilih untuk tetap tenang dan tidak gegabah dalam menanggapi situasi ini.
“Kalau ada ancaman itu, ya risiko bagi seorang pemimpin. Kita lihat perkembangannya terlebih dahulu. Akan tetapi, apakah akun itu asli atau bukan, nanti kita lihat dan telusuri. Namun, sekarang saya akan lebih waspada,” ujar Dedi saat dikonfirmasi oleh wartawan di Bandung, Selasa (22/4/2025).
Dedi juga mengungkap bahwa ini bukan kali pertama dirinya menerima ancaman pembunuhan. Sebelumnya, ia pernah mendapat ancaman serupa setelah melakukan penutupan tambang ilegal di Kabupaten Subang. Meski kerap menerima hinaan, cacian, hingga ancaman serius, Dedi tetap menanggapinya dengan tenang dan memilih untuk fokus pada tugasnya sebagai gubernur.
Gambar : Dokkes Polri
Polda Jawa Barat menyatakan kesiapannya untuk membantu menyelidiki dugaan ancaman pembunuhan terhadap Dedi Mulyadi. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Hendra Rohmawan, menegaskan bahwa tim cyber siap melakukan pemantauan jika diminta.
“Kami monitoring dan apabila permintaan pemantauan, kami Tim Cyber siap bantu beliau (Dedi Mulyadi) selaku pelapor,” kata Hendra dalam pesan singkat, Selasa (22/4/2025).
Hendra juga mengingatkan masyarakat agar bijak dalam berkomentar di media sosial, karena ruang digital adalah ruang publik yang diatur oleh hukum. Komentar yang bersifat ancaman dan hujatan dapat berisiko dilaporkan atau langsung diproses hukum.
Kesimpulan
Refleksi
Kasus ini menyoroti pentingnya keamanan digital dan perlindungan terhadap pejabat publik dari ancaman yang disampaikan melalui media sosial. Respons tenang dan profesional dari Dedi Mulyadi menunjukkan sikap kepemimpinan yang matang dalam menghadapi situasi krisis. Diharapkan, aparat penegak hukum dapat segera mengidentifikasi pelaku dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Kanal Sehat
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
Kanal Sehat
•
25 April 2025
BLAST!
•
25 April 2025
Wara Wiri
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Wara Wiri
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Sport
•
24 April 2025
Ngidang
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Persepsi
•
24 April 2025
Kanal Sehat
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
News Update
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
Wara Wiri
•
25 April 2025
Kanal Sehat
•
25 April 2025
Kanal Sehat
•
25 April 2025