09 April 2025 10:12
Serangkai.co.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin malam (7/4/2025).
Pertemuan yang berlangsung selama sekitar 1,5 jam itu disebut berlangsung dalam suasana hangat, santai, dan penuh kekeluargaan. Namun, di balik keakraban tersebut, berbagai spekulasi politik mulai bermunculan. Apakah ini hanya silaturahmi biasa? Atau sinyal awal dari rekonsiliasi politik dan kemungkinan koalisi besar di bawah pemerintahan baru?
Gambar : Detik News
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan pertemuan tersebut. Ia menyebutkan bahwa pertemuan itu lebih dari sekadar silaturahmi. Keduanya juga bertukar pandangan tentang arah masa depan Indonesia.
“Pertemuan itu berlangsung kekeluargaan, hangat, dan cair. Banyak diskusi strategis. Waktunya terasa singkat karena suasananya nyaman,” ujar Dasco.
Gambar : Detik
Meski tidak ada keterangan resmi terkait isi pembicaraan detail, sejumlah sumber menyebutkan bahwa kedua tokoh membicarakan:
- Stabilitas nasional pasca pemilu 2024
- Kondisi geopolitik dan ekonomi global
- Urgensi menyatukan kekuatan politik untuk mendukung pemerintahan ke depan
- Evaluasi program-program strategis nasional yang sedang berlangsung
“Ibu Mega tentu memiliki pengalaman memimpin di masa yang sulit. Pertemuan ini memberi ruang bagi pertukaran ide lintas generasi,” tambah Dasco.
Gambar : Kompas
Politikus PDIP, Guntur Romli, menyatakan bahwa pertemuan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, namun baru bisa terlaksana setelah situasi politik mereda dan agenda Prabowo sebagai presiden terpilih mulai stabil.
“Ini adalah dialog lintas pengalaman dan kekuatan. Sebuah momen penting yang menunjukkan bahwa politik Indonesia masih punya ruang komunikasi yang sehat,” ujarnya.
Gambar : KBR ID
Pasca pertemuan, muncul spekulasi apakah PDI Perjuangan akan bergabung dalam barisan pemerintahan Prabowo-Gibran. Saat ini, PDIP belum menyatakan sikap resmi sebagai partai oposisi maupun pendukung pemerintahan.
Pengamat politik dari LIPI, Dian Nugraha, menilai pertemuan ini bisa menjadi "pemanasan" menuju penyatuan kekuatan politik besar demi stabilitas nasional.
“Di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik yang berat, sangat mungkin terjadi kompromi politik besar-besaran. Apalagi, PDIP dan Gerindra adalah dua kekuatan utama hari ini.”
Gambar : Pinter Politik
Pertemuan ini juga menarik karena secara simbolis mempertemukan dua figur paling berpengaruh di panggung politik nasional:
Megawati, tokoh reformasi dan simbol nasionalisme senior
Prabowo, pemimpin militer dan presiden terpilih yang membawa semangat “merangkul semua kekuatan”
Beberapa pihak menyebut ini sebagai momen "politik matang" di mana kepentingan bangsa lebih diutamakan daripada ego politik.
Pertemuan antara Prabowo dan Megawati bukan sekadar nostalgia politik dua tokoh besar. Ini adalah momen penting dalam peta kekuasaan Indonesia ke depan. Di tengah ketidakpastian global dan tekanan ekonomi, sinyal-sinyal rekonsiliasi seperti ini sangat dinantikan.
Apakah PDIP akan masuk pemerintahan? Atau justru menjadi oposisi yang kritis namun konstruktif? Jawabannya mungkin akan segera terungkap dalam waktu dekat. Tapi satu hal jelas: komunikasi antar pemimpin masih hidup, dan itu kabar baik bagi demokrasi.
Kanal Sehat
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
Kanal Sehat
•
25 April 2025
BLAST!
•
25 April 2025
Wara Wiri
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Wara Wiri
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Sport
•
24 April 2025
Ngidang
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
Persepsi
•
24 April 2025
Kanal Sehat
•
24 April 2025
News Update
•
24 April 2025
News Update
•
25 April 2025
Wara Wiri
•
25 April 2025
BLAST!
•
25 April 2025
News Update
•
25 April 2025
Kanal Sehat
•
25 April 2025